Berita
Freeport Dan Masa Depan Tambang Indonesia
Kebijakan peningkatan nilai tambah mineral yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini antara lain meningkatkan peran pemerintah lebih besar lagi pada sektor pertambangan. Hal ini dikemukakan oleh Ir Yohanes Yudi Prabangkara selaku Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur pada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia pada seminar “Freeport Dan Masa Depan Tambang Indonesia”.
Dikatakan bahwa kebijakan peningkatan nilai tambah mineral, antara lain : kesempatan ekspor konsentrat, Kontrak Karya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasional, kewajiban membangun smelter,serta penetapan harga patokan. Selain daripada itu, apabila pencapaian fisik smelter kurang dari 90%, ijin akan dicabut.
Beberapa perubahan lain yang dilakukan antara lain perubahan dari sistem kontrak menjadi izin, kemudian juga adanya pelimpahan kewenangan pusat ke daerah,bahan baku mineral tidak lagi dijual langsung, tetapi diolah dulu melalui smelter. Hal penting lainnya, yaitu adanya pengakuan usaha pertambangan pada skala kecil.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perlu untuk memberikan peranan kepada pemerintah Republik Indonesia lebih besar lagi, mengingat bahwa kontribusi sektor mineral untuk pemerintah sampai saat ini hanya 4% pada Produk Domestik Brutto, karena konsentrat tersebut tidak diolah.
Saat ini cadangan nasional masih berupa sumber daya, sehingga nilai ekonomis rendah dan perlu ada kegiatan di bidang eksplorasi.
Dilihat dari prospek investasi pada sektor pertambangan, Indonesia berada di nomor 3, akan tetapi dilihat dari sektor kebijakan, berada pada urutan ke-74. Dengan demikian perlu adanya iklim investasi yang yang lebih baik dalam mendukung investasi pada sektor pertambangan.
Dari 14 kawasan industri di luar Jawa, 9 diantaranya adalah ber basic Mineral. Karena itu perlu sinkronisasi industri smelter dan kawasan industri, perlu adanya infrastruktur yang mendukung antara lain infrastruktur pelabuhan, energi, bahan baku dan lain sebagainya.
Pembicara dari Freeport Inc SVP Geo Services Ir Wahyu Sunyoto MSc memberikan gambaran tentang lokasi tambang yang terletak 4200 m dpl dan 130 km dari pantai. Dalam kesempatan tersebut juga diputar film melalui video bagaimana sejarah penambangan mineral di Grassberg hingga saat ini.
PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (AS). Saat ini masih dibahas mengenai perubahan status penambangan dari Kontrak Karya ke Ijin Usaha Pertambangan Khusus oleh Pemerintah RI dan pihak Freeport Indonesia yang belum tercapai adanya kesepakatan.
Seminar yang dibuka oleh Dekan FTKE Dr Ir Afiat Anugrahadi, juga dihadiri pembicara Arif Zardi Dahlius (IAGI), dipandu Dr Ir Masagus Ahmad Azizi, MT (dosen FTKE), dihadiri mahasiswa jurusan Teknik Geologi FTKE Universitas Trisakti.