Berita
ORGANIC LED
ORGANIC LED (OLED) merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan listrik yang diberikan.
OLED adalah sebuah lapisan organik electroluminescent yang merupakan gabungan antara transparent anode dan opaque cathode secara bertumpuk. Organik: keluarga gas, cairan, atau padat kimiawi yang molekulnya memiliki karbon.
Struktur OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan ketebalan 750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal kompleks misalnya 8-hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif atau katoda terbuat dari campuran logam magnesium dan perak dengan perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas.
Cara Kerja
- Ketika tegangan diberikan melewati katoda dan anoda, arus mulai mengalir.
- Di saat yang sama katoda menghasilkan elektron negatif dan anoda menghasilkan hole positif (partikel imajiner yang mewakili ketidakberadaan elektron)
- Melalui transport layer electron dan hole digabungkan pada emissive layer sehingga tereksitasi dan photon teremisi. Warna yang dihasilkan bergantung dari campuran organik yang terdapat pada emissive layer.
- SMOLED (Small Molecule OLED)
- PLED (Polymer OLED)
- Passive-matrix OLED (Katoda Dan Anoda Saling Saling Tegak Lurus, Persimpangan Membuat Pixel)
- Active-matrix OLED (Mempunyai Layer Penuh Dari Katode, Organik Dan Anoda, Anoda Melapisi Thin Filmtransistor.
- Tft Yang Menentukan Pixel Yang Nyala)
- Transparent OLED
- Top-emitting OLED
- Foldable OLED
- White OLED
- Contrast Ratio yang lebih besar (LCD 1:10.000 – OLED 1:1000.000)
- Sudut penglihatan besar (LCD biasa 60º, LCD monitor 160º, OLED 180º)
- Response Time kecil (LCD > 5ms – OLED < 1ms)
- Ukuran & berat kecil dan ringan
- Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
- Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
- Konsumsi daya listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik menjadikan OLED sebagai teknologi ramah lingkungan.
- Biaya operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas substrat yang sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet printer)
- Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara langsung sedangkan LCD menggunakan teknologi backlight sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
- OLED memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
- OLED dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih lebar
- Teknologi OLED di Indonesia pada umumnya masih terbatasi oleh beberapa faktor sehingga harus dikembangkan lebih lanjut
- Resolusi belum setinggi LCD
- Lifetime untuk tiap warna berbeda-beda
- Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas,sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam.
- Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam
- Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
- Pengembangan proses segel (improved sealing process) dalam praktek pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
- Harga produk yang cenderung mahal sehingga masih belum terjangkau oleh kalangan umum.
- Dalam piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.