Dikatakan bahwa adanya peraturan lalu lintas yang baik, adanya sarana-prasarana penegakan hukum yang baik, namun tanpa adanya budaya hukum yang baik dalam masyarakat, maka akan sulit untuk mewujudkan terciptanya efektifitas hukum yang menjamin ketertiban dalam masyarakat. Seperti kondisi lalu lintas saat ini di DKI Jakarta dan sekitarnya, banyak sekali pelanggaran, namun masyarakat menganggap pelanggaran tersebut sebagai sesuatu yang wajar.

Kakorlantas Mabes Polri IrJen Pol Drs Royke Lumowa MM sebagai pembicara tunggal dalam kuliah umum tersebut, mengatakan bahwa transportasi penting untuk : meningkatkan perekonomian, memajukan kesejahteraan, memperkukuh persatuan, dan menjunjung tinggin martabat bangsa.

Dikatakan bahwa 19% pendapatan dari masyarakat, digunakan untuk sektor transportasi. Permasalahan ada pada kemacetan, kecelakaan dan pelanggaran. Dari data diperoleh bahwa jumlah kecelakaan per 10.000 kendaraan adalah 2,54, dengan 72% lokasi kecelakaan pada jalan-jalan lokal di Provinsi, Kabupaten dan Kota dengan angka kerugian antara 203-217 trilyun per tahun. (Bappenas). Dari angka kecelakaan dengan menggunakan kendaraan bermotor, tercatat 71% disebabkan oleh kendaraan Sepeda Motor.

"Data pelanggaran lalu lintas tahun 2016, Tilang 6.272.375 dan Teguran 2.215.404, dengan Pemegang SIM A hanya 53% dan SIM C 25 %.", demikian Irjen Pol drs. Royke Lumowa MM.

Hadir dalam kesempatan tersebut WR I Prof Dr H Yuswar Zainul Basri, Ak,MBA, WR II  Prof Dr Itjang D Gunawan, Ak,MBA dan WR III Dr Hein Wangania SH MM MH.